Diskriminasi di Disneyland, Karyawan Berjilbab Tak Diberi Gaji


Seorang wanita berusia 26 tahun mengklaim bahwa dirinya telah mengalami tindakan diskriminasi oleh Disneyland karena jilbab yang ia kenakan selama bekerja.

Imane Boudial, yang menjadi pelayan di restoran Storyteller di Hotel Grand California Disneyland, mengatakan ia tidak diperbolehkan untuk mengenakan jilbab di tempat kerja dan telah disuruh pulang sebanyak empat kali kali – tanpa dibayar.

Namun juru bicara Disneyland Suzi Brown mengatakan Disney memiliki kebijakan untuk tidak mendiskriminasi.

Resor ini menawarkan Boudial kesempatan untuk bekerja dengan tetap berjilbab namun jauh dari pelanggan, sedangkan Disneyland mencoba mencari kompromi yang memungkinkan Boudial untuk menutupi kepalanya dengan cara yang sesuai dengan seragam pelayan, kata Brown.

“Biasanya, seseorang dalam posisi di atas panggung tidak akan memakai hal seperti itu, karena itu bukan bagian dari kostum,” kata Brown. “Kami mencoba mengakomodasi dirinya yang berjilbab dengan posisi bekerja di belakang panggung yang akan memungkinkan dirinya tetap bekerja. Kami memberinya beberapa pilihan yang berbeda dan dia memilih untuk tidak mengambil pilihan tersebut dan pulang..”

Boudial telah bekerja di Disneyland selama dua setengah tahun, tetapi tidak mencoba untuk memakai jilbab selama bekerja sampai pekan terakhir ini.

Boudial adalah seorang imigran dari Maroko dan telah tinggal di Amerika Serikat selama lima tahun. Dia menjadi warga AS pada bulan Juni lalu.

Setelah mendapatkan kewarganegaraannya, Boudial memutuskan untuk menantang aturan ketat pakaian di Disney. Dia mengatakan Konstitusi AS memberikan kebebasan beragama dan setiap orang berhak melaksanakan ajaran agamanya.

“Konstitusi mengatakan saya bisa menjadi seorang Muslim, dan saya bisa memakai jilbab,” kata Boudial.

“Emang siapa sebenarnya Disney yang bisa melarang hak yang ada dalam konstitusi?”

Boudial mengajukan keluhan diskriminasi kepada US Equal Employment Opportunity Commission Rabu kemarin (18/8) di pusat kota Los Angeles.

Dia datang untuk bekerja Rabu siang kemarin dengan mengenakan jilbab didampingi oleh anggota Council on American-Islamic Relations (CAIR).

Manajernya memberinya pilihan untuk bekerja di suatu area yang tidak terlihat oleh publik atau pulang tanpa bayaran.

Boudial memilih untuk pulang tanpa dibayar, sembari mengklaim bahwa haknya untuk mengenakan jilbab sebagai bagian dari kebebasan beragama, terutama selama bulan suci Ramadhan.(fq/orlandosentinel)

Satu Tanggapan

  1. waaah itu kejam sekali

Tinggalkan komentar